Puisi Hitam

17.29



http://google.co.id

Otakku melepuh dalam antak terbelenggu
Yayi kukasih, kuharap rumput menyala di sumur madu
Kuterima darimu seribu tikam sembilu
Dan sekarang niagara mengering direngkuh kuasa mangu

Sang mentari melusuh berkabung sedan
Puing-puing nalar berdempipr terhantam
manis pipimu tak hentinya merayu menipu
Oon, aduh odoh hati penuhku berenang di kubangan

Kehidupanku merepih disamping tiadamu
Durjana tanah pekuburan lagi menarik diriku
Bukan perihal segala jalan kelamin di tangan siapa
Aku hanya belajar seni menggambar hawa
Diatas kesamsaraan, tanpa dinding ataupun pagar
Seperti kini, kugerogoti masa depan sendiri
Dan melamunkanmu adalah agama esa

                                                                                                                                          
Anas Farihin, Selasa, 26 Juni 2012

merupakan salah satu penulis yang berkontribusi di blog Cerdiska ini.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar