00.27

RESENSI FILM A BEAUTIFUL MIND
Oleh: Anas Farihin
(20161770042)

 

Judul Film                             :   A Beautiful Mind
Sutradara                               :   Ron Howard
Produser                                :   Brian Grazer, Ron Howard
Penulis Skenario                    :   Akiva Goldsman
Cerita berdasarkan                :   Kehidupan John Nash
Pemeran                                :   Russell Crowe, Jennifer Connelly, Ed Haris, Paul Bettany
Penyunting Musik                 :   James Horner
Studio                                    :   Dreamworks Pictures, Universal Pictures
Distributor                             :   Universal Entertainment
Tanggal Rilis                         :   13 Desember 2001
Durasi                                   :   135 menit

Sinopsis :
                John Nash adalah seorang pria yang memiliki gejala psikosis dan sering mengalami halusinasi. Ia juga merupakan seorang matematikawan jenius yang membuatnya mendapat beasiswa untuk bersekolah di universitas bergengsi, Princeton University. John Nash adalah lelaki sederhan yang suka menyendiri, pemalu, rendah diri, introvert sekaligus aneh. Dia tidak suka dengan orang banyak dan kerapkali merasa bahwa orang-orang tidak menyukainya. Ia merasa bahwa kuliah dan bertemu dengan banyak orang adalah hal yang membosankan. Itu sebabnya dia lebih suka memilih menarik diri dari lingkungan sosial dan memecahkan permasalahan-permasalahan matematika seorang diri daripada harus mengikuti perkuliahan. Atau bisa disebut juga ia adalah seorang mahasiswa yang sombong. Menurutnya, perkuliahan akan menjumpulkan pikiran dan kreativitas seseorang. Ia pun sulit untuk mengaku kalah saat bermain (igo) dengan teman kuliahnya, Martin.
                Di tengah persaingan ketat, Nash mendapat teman sekamar yang sangat memakluminya, Charles Herman yang memiliki keponakan seorang gadis cilik, Marcee. Nash yang amat terobsesi dengan matematika-sampai-sampai menulis berbagai rumus di kaca jendela kamar dan perpustakaanakhirnya secara tak sengaja berhasil menemukan konsep baru yang bertentangan dengan teori bapak ekonomi modern dunia, Adam Smith. Ia menemukan konsep itu saat sedang bersama teman-temannya di sebuah bar dan melihat seorang gadis berambut pirang. Kalau kita semua menghampiri si pirang, kita akan menghalangi satu sama lain. Tak ada satu pun dari kita yang akan mendapatkannya. Jadi, kalau kita menghampiri teman-temannya, mereka semua akan memberi penolakan karena tidak ada yang suka untuk menjadi pilihan kedua. Bagaimana jika tidak ada yang menghampiri si pirang? Kita tidak akan menghalangi satu sama lain dan tidak menghina gadis-gadis lain. Itulah satu-satunya cara kita “menang”. Konsep inilah yang dinamakannya dengan teori keseimbangan, yang mengantarkannya meraih gelar doktor. Mimpi Nash menjadi kenyataan. Tak hanya meraih gelar doktor, ia berhasil diterima sebagai peneliti dan pengajar di MIT.
                Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.
                Suatu ketika, John Nash jatuh cinta dengan mahasiswinya yang cantik jelita, Alicia, lalu menikahinya. Membuatnya ingin resign dari pekerjaannya tersebut karena menyadari bahwa tugas seorang mata-mata mulai semakin berbahaya untuk dirinya sendiri maupun keluarga barunya. Namun, kontrak kerja membuatnya tak bisa berhenti dari pekerjaannya tersebut. Ia pun semakin hari semakin dirundung rasa ketakutan yang sangat. Sampai akhirnya ketika ia sedang membawakan makalahnya di sebuah seminar di Harvard, Dr Rosen seorang ahli jiwa menangkap dan membawanya ke rumah sakit jiwa. Dari situlah terungkap, Nash mengidap gangguan mental schizophrenia. Beberapa kejadian yang dialami Nash selama ini hanya khayalan belaka. Tak pernah ada teman sekamar, Charlaes Herman dan keponakannya yang menggemaskan, Marcee, ataupun Parcher dengan proyek rahasianya.
                Untungnya, Alicia adalah seorang istri setia yang tak pernah lelah memberi semangat pada suaminya. Ia selalu mendorong sang suami untuk meminum obat dari psikiater secara teratur. Dengan dorongan semangat serta cinta kasih yang tak pernah habis dari Alicia, John Nash bangkit dan berjuang melawan penyakitnya. Saat berhenti minum obat, gejala psikotiknya kambuh. Menyebabkannya mengalami halusinasi dan delusi tentang kehidupan mata-mata sehingga ia menyakiti istri dan anak bayinya dengan alasan melindungi keluarganya dari musuh. Namun Alicia tidak patah semangat dan mendorong suaminya untuk berkonsultasi dengan psikiater sampai ia sembuh. Dan pada akhirnya, John Nash berhasil memenangkan sebuah nobel penghargaan setelah perjuangan kerasnya melawan halusinasi yang dialami.

Analisis patologi tokoh utama menurut paradigma psikoanalisa :
                Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939) dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Asumsi utama paradigma psikoanalisis atau psikodinamika, yang dikembangkan oleh Sigmund Freud adalah bahwa psikopatologi diakibatkan oleh konflik-konflik yang tidak disadari dalam individu. Jadi, menurut paradigma psikoanalisa, penyakit skizofrenia yang dialami karakter utama, John Nash, diakibatkan oleh konflik-konflik di alam bawah sadarnya.
                Stresor yang dialami Nash diantaranya adalah:
-          Merasa dirinya mendapat penolakan dari orang-orang
-          Merasa dirinya tidak disukai oleh orang-orang
-          Tekanan dari dosen untuk segera menyelesaikan tugasnya
                Di dalam film diceritakan bahwa dr. Rosen, memvonis Nash menderita skizofrenia, alurnya terjadi setelah Nash menjadi profesor. Setelah ia mengalami konflik-konflik batin perihal perjuangannya menuntaskan tugas-tugas kuliah. Artinya, bisa jadi faktor penyebabnya menderita skizofrrenia adalah tugas kuliah yang amatlah berat. Akan tetapi, Charles, sahabat halusinasinya sudah muncul sebelum dosen menekannya untuk segera menyelesaikan tugas kuliah. Jika halusinasi ini memang merupakan gejala skizofrenia, maka penyebab penyakit kejiwaan Nash bukanlah karena tugas kuliah yang menumpuk. Tetapi, karena faktor lain yang tidak diceritakan di dalam film. Apappun itu, paradigma psikoanalisis akan mengatakan bahwa skizofrenia yang dialami tokoh utama berasal dari konflik bawah sadarnya.
               
Kecemasan Neurotik
                Saat seseorang hidupnya berada dalam bahaya, maka dia akan mengalami kecemasan objektif (objective anxiety) atau kecemasan realistik, terhadap bahaya di dunia luar, yang merupakan suatu reaksi dari ego. Ego berdiri di tengah-tengah kekuatan dahsyat kebutuhan biologis (Id) dan norma (Super Ego). Ketika terjadi konflik di antara kekuatan-kekuatan ini, ego merasa terjepit dan terancam, serta merasa seolah-olah akan lenyap dan tidak berdaya digilas kedua kekuatan tersebut. Perasaan terjepit dan terancam ini disebut kecemasan (anxiety), sebagai tanda bagi ego bahwa sedang berada dalam bahaya dan berusaha tetap bertahan.
                Pada awal scene diceritakan bahwa konflik batin yang dialami Nash adalah perihal tugas kuliah. Sementara teman-teman kampusnya telah menerbitkan naskah mereka, Nash sendiri malah hanya mempunyai sebuah ide yang belum terealisasikan menjadi tulisan-tulisan yang nyata. Kecemasannya membuat Nash tertekan dan membenturkan kepala ke tembok. Itu adalah kecemasan yang nyata, objektif. Semua mahasiswa pasti akan cemas jika dosen menegurnya karena belum menyelesaikan tugas. Berbeda dengan kecemasan saat berkumpul bersama orang-orang. Nash memilih menyendiri untuk menghindari perasaan cemas karena merasa tidak disukai oleh mereka. Hal ini merupakan rasa takut yang tidak realistis dan tidak ada kaitannya dengan ancaman dari luar diri. Orang-orang bukan tidak menyukainya. Nash sendiri lah yang beranggapan bahwa mereka benci padanya. Kecemasan ini disebut kecemasan neurotik.

Mekanisme Pertahanan
Mekanisme Pertahanan Diri disebut juga Defense Mechanism, merupakan salah satu coping terhadap kecemasan. Beberapa mekanisme pertahanan ego dalam ketidaksadaran tokoh utama di antaranya adalah sebagai berikut:
-          Represi: seseorang berusaha sekuat mungkin untuk melupakan dorongan yang harus dipuaskan sebagai sesuatu yang tidak pernah ada. Ia menjauhkan impuls atau harapan yang didapat dari kesadaran. Seperti halnya ketika Parcher menyuruhnya untuk kembali menjadi mata-mata. Sebenarnya, dia sadar bahwa Parcher adalah halusinasi, sebagaimana yang dikatakan dr. Rosen, akan tetapi dia melupakannya seketika itu.
-          Pengingkaran: Individu menolak sejumlah aspek kenyataan yang membangkitkan kecemasan, menjauhkan kejadian-kejadian negatif dari kesadaran. Hal ini sangatlah berguna dalam proses penyembuhan kejiwaan Nash. Diceritakan bahwa sumber ketakutan terbesarnya adalah halusinasi. Jika Nash bisa menyangkal halusinasinya itu, ia tidak akan diliputi rasa takut akan teroris atau semacamnya.
-          Proyeksi: Mengatribusikan kepada orang lain pikiran atau perasaannya sendiri. John Nash sering mengatakan bahwa orang-orang tidak menyukainya, padahal dia sendiri yang tidak menyukai mereka.
-          Displacement: Mengalihkan perasaan dari sasaran sebenarnya ke orang/benda lain. Charles Herman dan keponakannya, Marcee, merupakan displacement dari perasaan kesepiannnya. Hanya karena kalah dari bermain igo dengan charles, ia menyalahkan permainannya. Padahal yang salah adalah dirinya sendiri yang tidak memiliki taktik yang lebih unggul dari lawan main.
-          Rasionalisasi: Memberikan penjelasan yang dapat diterima secara sosial yang bukan merupakan alasan sebenarnya dari perilakunya. Dia mengatakan bahwa kuliah dapat  menumpulkan kreativitas, padahal hanya alasannya saja. Sebenarnya dia hanya tidak suka bersosialisasi dengan teman-temannya.
-          Pembentukan Reaksi (Reaction Formation): Harapan atau impuls yang tidak dapat diterima diubah menjadi sebaliknya. Saat bosan meminum obat, istrinya akan memarahinya. Namun, dia menunjukkan ekspresi akan meminumnya saat di hadapan istrinya saja. Kenyataannya, dia tidak mau meminumnya dan menyembunyikan antipsikotiknya ke dalam laci.
-          Sublimasi: Impuls agresif atau seksual diubah menjadi perilaku prososial. Ia mengubah impuls agresif akibat halusinasi teroris-Rusia menjadi perilaku prososial, sehingga ia bisa kembali mengajar dan akhirnya mendapatkan penghargaan nobel.

merupakan salah satu penulis yang berkontribusi di blog Cerdiska ini.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »