"halo, nama saya Toni. hmm.. anu, eng.."
"tak usah difikirkan, semuanya sudah disiapkan."
Dirga sudah mendapatkan calon relawan sesampainya di Pulau Jawa, meski baru beberapa orang tapi lebih dari cukup untuk sekedar percobaan.
"anda bersedia mengorbankan hidup anda demi uang?"
"ya, ya.. ehm.. saya bersedia. saya siap."
"alasan anda?"
"saya ingin membantu perekonomian keluarga saya."
sejujurnya Dirga merasa tidak enak dengan cara yang seperti ini, tapi Dirga yakin bahwa penelitiannya tidak ada kegagalan.
"Dirga! itu Dirga! hei semuanya! Dirga sudah kembali!" sorak Hanif.
"hai semuanya."
"kemana aja kamu dir? kita semua disini kehilangan kamu lho."
"ada deh."
disambut hangat oleh orang-orang di kampung halaman adalah hal yang tidak pernah dia rasakan, karena selama ini dia hanya mengabdikan hidupnya untuk belajar, belajar, dan belajar.
"eh, Giri mana?" hanya Syarif yang sedari tadi melihat Dirga dengan penuh kebingungan.
"eh iya, Giri mana?" Hanif pun mengikuti.
"maap semuanya, saya belum nemu Giri."
Dirga berbohong dengan ekspresi sedih. semuanya berkumpul dan mengadakan makan besar untuk menyambut kedatangan Dirga.
disela-sela pesta makan-makan, tiba-tiba seseorang muncul. menggunakan setelan metal, dan rambut punk yang di cat kuning kehijau-hijauan.
"woi! jatah gue mana!" 'brak!' Tora menggebrak
'buk!' Dirga langsung memukul Tora tanpa ragu-ragu, menendangnya, dan terus memukulinya hingga Tora menyerah dan meminta maaf.
orang-orang disekitar ingin menghentikan Dirga namun tak ada yang sanggup.
"Tora! elo dimana! jawab gue!!" Dirga berteriak didepan muka Tora yang sikapnya berubah drastis itu, menggenggam kerahnya dan menggoyang-goyangkannya dengan keras.
'brag!' tiba-tiba Tora yang lain itu menendang Dirga yang sedang mencengkeramnya.
"gue bukan Tora! Tora udah mati! gue Deni!"
akhirnya orang-orang memutuskan untuk menenangkan mereka berdua, dan menceritakan apa yang terjadi selama Dirga pergi.
"gak usah! gue udah tau semuanya. ini pasti ulah Giri!"
"Giri?! Maksud lu apa hah?! ngungkit-ngungkit orang yang udah mati!" Hanif langsung berdiri dan menggenggam kerah Dirga.
Dirga menenangkan Hanif dan menjelaskan kepada semuanya, Giri tidak mati. Giri saat ini sedang ada di suatu tempat yang entah dimana.
kejadiaannya saat di rumah kosong itu, Tora terinfeksi virus yang dibawa oleh Giri. sehingga kepribadiannya menjadi berubah seperti ini dan kemampuannya meningkat drastis dalam perkelahian.
karena itulah Tora yang saat ini bukanlah Tora yang mereka kenal.
EmoticonEmoticon