Sisi Lain 3 : What's Wrong?

15.58


Dirga pergi ke suatu tempat yang jauh, sementara ketiga temannya masih tetap berada di kampung tersebut.
"Giri enggak mati, harusnya dia udah nyampe di kota ini."
semua yang terjadi di rumah kosong tersebut ternyata hanyalah tipu daya Giri, mayat yang mirip Giri itu sebenarnya sudah disiapkan oleh pelayan Giri.

Giri dan Dirga adalah anak orang kaya, Ayah Giri merupakan CEO sekaligus pemilik Perusahaan besar di negara ini. Sedangkan Ayah Dirga merupakan Owner, pemilik restoran terlaris di negara ini yang jumlah restorannya sudah ada lebih dari 1000 tempat. sedangkan ketiga temannya yaitu Tora, Syarif, dan Hanif. Ayah mereka hanyalah Pegawai Negeri dan juga pedagang.

Ternate, Maluku Utara. Dirga sudah sampai ditempat ini, tempat Giri pergi.
"Lama gak ketemu, Dirga."
"apa kabar mu Gir?"
"cuma butuh waktu sebulan ya buat nemuin saya?"
"sebulan cukup lama lho."

Dirga dan Giri mengobrol dan bermain disepanjang pantai, mereka juga mengajak para warga disana khususnya anak-anak yang seumuran untuk ikut bermain dengan mereka.

sementara itu, dikampung halaman. Hanif dan Syarif mengunjungi rumah Tora, ternyata apa yang mereka lihat dari Tora selama ini hanyalah topeng. Tora menyiksa kedua orang tuanya sendiri, di hari libur kerja mereka.

"ngapain lo kesini hah?!" ekspresi Tora tersenyum licik seperti iblis, gaya bicaranya pun berubah.
Syarif dan Hanif ketakutan, dan cepat-cepat pergi dari rumah Tora.
"kalo kalian lapor ke warga, gue gak segan-segan buat manggang kalian jadi daging empuk hahaha."

tak ada lagi yang bisa dilakukan Syarif dan Hanif, tanpa Dirga mereka tidak tau harus berbuat apa. tanpa Dirga pula, Tora berubah menjadi seperti ini. padahal sebelumnya Tora bahkan muntah saat hanya melihat setetes darah, namun kini dia menjadi orang yang haus darah.

Tora adalah yang paling tinggi diantara mereka, Dirga paling standar dan Giri paling pendek. Tingginya Tora bahkan melebihi tinggi orang tuanya, karena itulah dia bisa menjadikan orang tuanya budak.

Syarif dan Hanif terus berpikir, merenung dan meratapi betapa bodohnya mereka tidak bisa menghentikan teman mereka dari berbuat jahat.
kemudian mereka teringat dengan kata-kata Dirga.
"untuk saat ini kita berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing. Pertemuan kita selanjutnya di Makam ini 6 tahun yang akan datang."

"nif, lu tau nggak alasan Dirga mengatakan itu." tanya Syarif.
"gue juga penasaran Rif."
"entah kenapa gue ngerasa kalo Dirga itu memberikan sesuatu kepada kita."
"sesuatu apa Rif?"
"mungkin Dirga ingin agar kita dapat menyikapi setiap masalah yang kita hadapi tanpa campur tangan dari dia."

mereka berdua terus mencari alasan kenapa Dirga memutuskan untuk pergi dari sini. bermain sambil berfikir, itulah yang mereka lakukan saat ini. mereka bermain Badminton sambil berfikir tentang apa yang sebenarnya terjadi.

*To Be Continue* 


Tags: Cerbung, Cerita Bersambung, Cerita tentang persahabatan, Cerita tentang Pertemanan, Cerita tentang kehidupan, Cerita tentang orang jenius, Cerita Dramatis

merupakan salah satu penulis yang berkontribusi di blog Cerdiska ini.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »